PDB,PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
·
Sistem
berasal dari kata “systēma” (dalam Bahasa Yunani) yang mengandung arti
“keseluruhan dari bermacam-macam bagian". Sejak berdirinya negara Republik
Indonesia, sudah banyak tokoh-tokoh negara pada saat itu telah merumuskan
sistem perekonomian yang tepat bagi bangsa indonesia, baik secara individu
maupun diskusi kelompok. Tokoh ekonomi indonesia saat itu, Sumitro
Djojohadikusumo, dalam pidatonya di negara Amerika tahun 1949, menegaskan
bahwa sistem yang dicita-citakan adalah ekonomi semacam campuran tetapi dalam
proses perkembanganya telah disepakati suatu bentuk ekonomi baru yang dinamakan
sebagai Sistem Ekonomi Pancasila yang didalamnya mengandung unsur penting yang disebut Demokrasi Ekonomi. Sistem ekonomi Indonesia
sudah ada sejak jaman penjajahan. Dari kurun waktu tertentu sistem ekonomi
selalu berubah. Jadi sistem ekonomi Indonesia sekarang berbeda dengan sistem
ekonomi Indonesia masa Orde Lama. Pemerintah selalu mengganti sistem ekonomi
untuk membuat perekonomian negara semakin membaik.
1.2 Rumusan Masalah
·
Apa Itu Produk Domestik Bruto ( PDB )?
·
Apa Saja Faktor Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia
1.3 Tujuan Makalah
·
Mengetahui
Pengertian PDB
·
Mengetahui Faktor
Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi
BAB II
ISI
2.1 Produk Domestik Bruto
Gross Domestic Product (GDP) atau produk domestik
bruto (PDB) dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.
GDP tidak mempertimbangkan kebangsaan perusahaan atau
warga negara yang menghasilkan barang atau jasa negara tersebut. GDP dihitung
berdasarkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berdomisili di negara
tersebut, baik pribumi maupun warga negara asing.
Nilai GDP dapat dihitung dengan menggunakan harga yang
berlaku atau harga dasar yang konstan. GDP nominal mengukur nilai barang dan
jasa akhir dengan harga yang berlaku di pasar pada tahun tersebut. Sedangkan
GDP riil mengukur nilai barang dan jasa akhir dengan menggunakan harga yang
tetap.
PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
Antara tahun 1965 sampai 1997 perekonomian Indonesia tumbuh dengan persentase rata-rata per tahunnya tujuh persen. Dengan pencapaian ini Indonesia tidak lagi berada di tingkatan “negara-negara berpendapatan rendah” melainkan masuk ke tingkatan “negara-negara berpendapatan menengah”.
Meskipun demikian, krisis keuangan asia yang
terjadi di akhir tahun 1990an telah memberikan efek negatif bagi perekenomian
nasional, akibatnya produk domestik bruto (PDB) Indonesia turun 13.6 persen di
tahun 1998 dan naik sedikit di tahun 1999 sebanyak 0.3 persen. Antara tahun
2000 sampai 2004 perekenomian mulai memulih dengan rata-rata pertumbuhan PDB
sebanyak 4.6 persen per tahun. Setelah itu PDB Indonesia meningkat dengan nilai
rata- rata per tahun sekitar enam persen, kecuali tahun 2009 dan 2013, ketika
gejolak krisis keuangan global dan ketidakpastian terjadi.
2.2 Faktor Penentu Prospek
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Distribusi Produk
Domestik Bruto (PDB) menurut sector atas dasar harga berlaku menunjukan peranan
dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun dan tig sector utama yaitu
sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan mempunyai peranan
sebesar 55,9 persen pada tahun 2006
Pengangguran terbuka
per Agustus 2006 mencapai 10,93 juta orang atau 10,28% angkatan kerja. Masalah
kepemerintahan tahun 2007 mafsih tetap masalah kendala penerapan UU dan
Presiden berfikir keras untuk mengatasi hambatan pelaksanaan. Diramalkan
sepanjang tahun 2007, Presiden akan aktif ”campur tangan” mengatasi kemacetan
pelaksanaan UU atau program tertentu, melakukan intervensi simpatik kepada
departemen fungsional dan daerah otonom.
Dapat disimpulkan
bahwa kepemerintahan tahun 2006 juga ditandai oleh senjang konsep kebijakan
pemerintah di atas kertas dengan implementasi lapangan , akan mendorong
reformasi birokrasi sepanjang 2007 dan pembentukan tim independen diluar
pemerintah yang akan melacak apakah suatu kebijakan telah dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat serta memberi rekomendasi tentang apa yang harus dilakukan
selanjutnya.
Tahun 2007 adalah
”jendela peluang” bagi pemerintahan untuk berprestasi, namun kemungkin kecil
dapat dimanfaatkan Presiden. Stabilitas keamanan relatif baik sepanjang 2006,
harap-harap cemas dapat berlanjut tahun 2007. Disamping bencana alam, kecelakaan
transportasi udara/laut dan flu burung, terorisme tetap menjadi ancaman serius
dan agenda perburuan Noordin M.Top yang dianggap kepolisian RI setara kaliber
dengan Dr.Azahari akan tetap dilanjutkan Polri.
Faktor internal
Faktor Internal Krisis ekonomi pada tahun 1998
yang disebabkan oleh buruknya fundamental ekonomi nasional, serta lambatnya
proses pemulihan ekonomi nasional pasca peristiwa tersebut menyebabkan
banyak investor asing yang enggan (bahkan hingga sampai saat ini) menanamkan
modalnya di Indonesia. Kemudian proses pemulihan serta perbaikan ekonomi
nasional juga tidak disertai kestabilan politik dan keamanan yang memadai,
penyelesaian konflik sosial , serta tidak adanya kepastian hukum.
Faktor Eksternal
Faktor eskternal Kondisi perdagangan dan
perekonomian regional serta dunia merupakan faktor eksternal yang sangat
penting untuk mendukung proses pemulihan ekonomi di Indonesia. Apabila kondisi
perdagangan dan perekonomian Negara-negara tersebut terutama mitra
Indonesia sedang melemah, maka akan berdampak pula pada proses pemulihan
yang akan semakin mengulur waktu dan akibatnya dapat menghambat kemajuan
perekonomian di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Produk domestik bruto (PDB) adalah nilai semua barang
dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB merupakan
salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan data
statistik yang merangkum perolehan nilai tambah dari seluruh kegiatan ekonomi
di suatu wilayah pada satu periode tertentu. PDRB dihitung dalam dua cara,
yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan.
3.2 Saran
Dalam perekonomian nasional, Negara kita jauh
tertinggal dari pada sebagian Negara berkembang lainnya. Oleh karena itu,
pendapatan nasional harus lebih ditingkatkan lagi.
Sumber daya yang ada harus lebih banyak dikelola oleh
warga Negara Indonesia sendiri.
Pemerintah harus mempertimbangkan hasil perhitungan
pendapatan nasional dalam mengambil suatu kebijakan. Hasil perhitungan
pendapatan nasional harus dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan pendapatan
nasional yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar