INDUSTRIALISASI
BAB I
PENDAHULUAN
1 .1
Latar Belakang
Sejak
krisis moneter 1998, industrialisasi di Indonesia telah mengalami kemunduran
atau deindustrialisasi. Indikatornya, prosentase utilitas industri terus
mengalami penurunan dari tahun ke tahun, jika pada tahun 1996 masih sebesar
82,10 persen, maka pada tahun 2002 sudah mencapai angka 63,33 persen.
Kebijakan
industri dan teknologi yang bagaimana untuk mengembalikan ke era
industrialisasi? Kebijakan yang bertahap dan paralellah, yang merupakan solusi
integral dari masalah yang dihadapi bangsa ini akibat dari krisis budaya. Untuk
mengembalikannya sebenarnya tidak lagi dibutuhkan modal dalam bentuk investasi,
karena kapasitas dan utilitas untuk itu sudah ada yang kini tidak digunakan
lagi. Yang perlu disiapkan adalah bagaimana menjaga pasar, agar ketika proses
industrialisasi itu kembali bangkit, sudah ada pasar domestik yang bisa
menyerap, karena itu asumsi pasar global tidak harus mengabaikan pasar
domestik.
United
Nation Industrial Development Organisation (UNIDO) menempatkan Indonesia dalam
peringkat industrialisasi terbawah diantara negara-negara ASEAN. UNIDO
melakukan survai berkala untuk 400 negara berkembang di dunia. Pada 1980,
Indonesia mendapat peringkat ke-75. Pada 1990 Indonesia berada di peringkat 54.
Walaupun peringkat Indonesia naik, namun masih Indonesia tertinggal jauh dengan
negara ASEAN lainnya. Pada 2000, Malaysia berada di peringkat 15, Filipina di
peringkat 25, Thailand di peringkat 23.
1.2 Rumusan Masalah
A.
Konsep dan Tujuan Industrialisasi
B.
Faktor pendorong industrialisasi
C.
Permasalahan industrialisasi
D.
Strategi pembangunan sektor industri
E.
Mencari data-data statistik PDB tahun-tahun terakhir
berdasarkan sektor dan bandingkan peran
sektor industri dengan faktor
lainnya
1.3 Tujuan
Untuk
mengetahui dan menambah wawasan terhadap industrialisasi dan juga mengetahui
tentang konsep, tujuan, faktor, permasalahan, strategi pembangunan, dan data –
data statistik.
BAB II
ISI
2.1 Konsep dan Tujuan Industrialisasi
Awal
konsep industrialisasiè Revolusi industri abad 18 di Inggris è Penemuan metode
baru dlm pemintalan dan penemuan kapas yg menciptakan spesialisasi produksi dan
peningkatan produktivitas factor produksi.
Industrialisasiè
suatu proses interkasi antara perkembangan teknologi, inovasi, spesialisasi dan
perdagangan dunia untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mendorong
perubahan struktur ekonomi.
Industrialisasi
merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk menjamin pertumbuhan
ekonomi. Hanya beberapa Negara dengan penduduk sedikit & kekayaan alam
melimpah seperti Kuwait & libya ingin mencapai pendapatan yang tinggi tanpa
industrialisasi.
Tujuan
pembangunan industri nasional baik jangka menengah maupun jangka panjang
ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan baik di sektor industri
maupun untuk mengatasi permasalahan secara nasional, yaitu :
(1) Meningkatkan penyerapan tenaga kerja
industri.
(2) Meningkatkan ekspor Indonesia dan
pember-dayaan pasar dalam negeri.
(3) Memberikan sumbangan pertumbuhan yang
berarti bagi perekonomian.
(4)
Mendukung perkembangan sektor infrastruktur.
(5)
Meningkatkan kemampuan teknologi.
(6)
Meningkatkan pendalaman struktur industri dan diversifikasi produk.
(7)
Meningkatkan penyebaran industri.
2.2 Faktor pendorong industrialisasi, diantaranya:
·
Kegunaan alam yang melimpah
·
Jenis lingungan alam yang tersebar di Indonesia sekarang
dapat menimbulkan interaksi antara daerah
·
Letak Indonesia yang strategis untuk pemasaran produk
industri
·
Jumlah penduduk yang cukup besar
·
adanya penurunan modal asing di Indonesia
·
Jalur pemrintahan lebih banyak, sekarang lebih efesien untuk
transportasi hasil industri.
·
Faktor penghambat pembangunan Industri dan industri,
diantarnya:
·
Kualitas sumber daya manusia yang kurang
·
Tergantung dengan suasana sosial dan politik, dimana sering
tidak mampu
·
Modal yang terbatas
·
Penyebaran penduduk yang tidak merata sekarang menyebabkan
penyebaran hasil industri juga tidak merata.
Industri
di Indonesia digolongkan dalam beberapa industri lagi diantaranya:
1.
Aneka Industri
Aneka industri dibentuk untuk menghasilkan bermacam-macam
barang untuk keperluan sehari-hari. Aneka industri dapat dibagi lagi dalam
beberapa industri lagi diantaranya:
·
Aneka pengolahan sandang dan pangan
·
Aneka kimia dan serat
·
Aneka bahan bangunan
2. Industri
logam dasar
Kelompok industri yang termasuk dalam logam dasar
antara lain:
·
Industri peralatan listrik
·
Industri motor mesin
·
Industri pelengkapan pabrik
·
Industri logam dasar menghasilkan besi beton, besi baja, dan
anek produk alumunium.
3. Industri kecil
Industri kecil mempunyai sifat:
·
Pemasaran terbatas
·
Modal relatif kecil
·
Jumlah tenaga kecil
·
Peralatan sangat sederhana
4. Industri kimia dasar
Industri ini
merupakan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan
jadi menggunakan modal kerja yang besar, keahlian dan terknologi maju kimia
dasar terdiri dari:
·
Industri semen
·
Industri kertas
·
Industri ban
5. Industri pariwisata atau fasilitatif.
2.3 Perekonomian nasional memiliki
berbagai permasalahan dalam kaitannya dengan sektor industri dan perdagangan:
(1) Industri nasional selama ini lebih menekankan
pada industri berskala luas dan industri teknologi tinggi. Adanya strategi ini
mengakibatkan berkembangnya industri yang berbasis impor. Industri-industri
tersebut sering terpukul oleh depresiasi mata uang rupiah yang tajam,
(2) Penyebaran industri belum merata karena
masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Industri yang hanya terkonsentrasi pada
satu kawasan ini tentulah tidak sejalan dengan kondisi geografis Indonesia yang
menyebut dirinya sebagai negara kepulauan.
(3) Lemahnya kegiatan ekspor Indonesia yang
tergantung pada kandungan impor bahan baku yang tinggi, juga masih tingginya
tingkat suku bunga pinjaman bank di Indonesia, apalgi belum sepenuhnya
Indonesia diterima di pasar internasional
(4) Komposisi komoditi ekspor Indonesia pada
umumnya bukan merupakan komoditi yang berdaya saing, melainkan karena berkaitan
dengan tersedianya sumber daya alam - seperti hasil perikanan, kopi, karet, dan
kayu. tersedianya tenaga kerja yang murah – seperti pada industri tekstil, alas
kaki, dan barang elektronik
(5) Komoditi primer yang merupakan andalan
ekspor Indonesia pada umumnya dalam bentuk bahan mentah sehingga nilai tambah
yang diperoleh sangat kecil. Misalnya Indonesia mengekspor kayu dalam bentuk
gelondongan, yang kemudian diimpor lagi dalam bentuk mebel karena terbatasnya
penguasaan desain dan teknologi.
(6) Masih relatif rendahnya kualitas sumber
daya manusia. Hal ini sangat dipengaruhi oleh sistem pendidikan formal dan pola
pelaksanaan pelatihan yang cebderung masih bersifat umum dan kurang
berorientasi pada perkembangan kebutuhan dunia usaha. Selain itu, rendahnya
kualitas sumber daya manusia akibat dari pola penyerapan tenaga kerja di masa
lalu yang masih mementingkan pada jumlah tenaga manusia yang terserap.
ketimbang kualitas tenaga manusianya.
2.4 Strategi pembangunan sektor
industri, dibagi menjadi dua yaitu : strategi pokok dan strategi operasional.
a.
Strategi Pokok
o Memperkuat keterkaitan pada
semua tingkatan rantai nilai (value chain) dari industri termasuk kegiatan dari
industri pendukung (supporting industries), industri terkait (related
industries), industri penyedia infrastruktur, dan industri jasa penunjang
lainnya. Keterkaitan ini dikembangkan sebagai upaya untuk membangun jaringan industri
(networking) dan meningkatkan daya saing yang mendorong inovasi ;
o Meningkatkan nilai tambah
sepanjang rantai nilai dengan membangun kompetensi inti ;
o Meningkatkan produktivitas,
efisiensi dan jenis sumber daya yang digunakan dalam industri, dan memfokuskan
pada penggunaan sumber-sumber daya terbarukan (green product);
o Pengembangan Industri Kecil
dan Menengah melalui (a) skema pencadangan usaha serta bimbingan teknis dan
manajemen serta pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara ekspansif dan
andal bersaing dibidangnya. (b) mendorong sinergi IKM dengan industri besar
melalui pola kemitraan (aliansi), dan (c) membangun lingkungan usaha IKM yang
menunjang.
b.
Strategi Operasional
1)
Pengembangan Lingkungan Bisnis yang nyaman dan kondusif
§ Bekerjasama dengan instansi
terkait untuk mengembangkan Prasarana dan Sarana fisik di daerah-daerah yang
prospek industrinya potensial ditumbuhkan, antara lain jalan, jembatan,
pelabuhan, jaringan tenaga listrik, bahan bakar, jasa angkutan, pergudangan,
telekomunikasi, air bersih.
§ Mendorong pengembangan SDM
Industri, khususnya di bidang Teknik Produksi dan Manajemen Bisnis.
§ Mendorong pengembangan usaha
jasa prasarana & sarana bisnis penunjang industri, antara lain Kawasan
Industri, Jasa R & D, Jasa Pengujian Mutu, Jasa Rekayasa/Rancang bangun dan
Konstruksi, Jasa Inspeksi Teknis, Jasa Audit, Jasa Konsultansi Industri, Jasa
Pemeliharaan & Perbaikan, Jasa Pengamanan/Security, Jasa
Pengolahan/Pembuangan Limbah, Jasa Kalibrasi, dan sebagainya.
§ Mengembangkan kebijakan
sistem insentif yang efektif, edukatif, selektif, dan atraktif.
§ Menyempurnakan instrumen
hukum untuk pengaturan kehidupan industri yang kondusif, yang memenuhi kriteria
:
·
Lebih menjamin kepastian usaha/kepastian hukum, termasuk
penegakan hukum yang konsisten
·
Aturan-main berusaha yang jelas dan tidak menyulitkan
·
Mengurangi sekecil mungkin intervensi pemerintah terhadap
pasar
·
Menghormati kebebasan usaha pelaku industri
·
Kejelasan hak dan kewajiban pelaku industri
·
Terjaminnya dan tidak terganggunya kepentingan publik,
termasuk gangguan keselamatan, kesehatan, nilai budaya dan kelestarian
lingkungan hidup.
•
Sinkronisasi kebijakan sektor terkait, seperti kebijakan
bidang Investasi dan sektor Perdagangan.
•
Aparat Pembina yang bersih, profesional, dan pro-bisnis dalam
membina dan memberikan pelayanan fasilitatif kepada dunia usaha, melalui
ketentuan administratif yang sederhana/mudah, dapat mencegah kecurangan dan
manipulasi yang merugikan negara dan masyarakat, dengan dampak beban yang tidak
memberatkan pelaku industri (administrative compliance cost yang minimal).
2) Fokus pengembangan industri dilakukan
dengan mendorong pertumbuhan klaster industri prioritas
Penentuan industri prioritas, dilakukan melalui
analisis daya saing internasional serta pertimbangan besarnya potensi Indonesia
yang dapat digunakan dalam rangka menumbuhkan industri. Dalam jangka panjang
pengembangan industri diarahkan pada penguatan, pendalaman dan penumbuhan
klaster pada kelompok industri : 1) Industri Agro; 2) Industri Alat Angkut; 3)
Industri Telematika; 4) Basis Industri Manufaktur; dan 5) Industri Kecil dan
Menengah Tertentu.
Berdasarkan permasalahan mendesak1 yang dihadapi;
fokus pembangunan industri pada jangka menengah (2004-2009) adalah penguatan
dan penumbuhan klaster-klaster industri inti, yaitu : 1) Industri makanan dan
minuman; 2) Industri pengolahan hasil laut; 3) Industri tekstil dan produk
tekstil; 4) Industri alas kaki; 5) Industri kelapa sawit; 6) Industri barang
kayu (termasuk rotan dan bambu); 7) Industri karet dan barang karet; 8)
Industri Pulp dan kertas; 9) Industri mesin listrik dan peralatan listrik; dan
10) Industri petrokimia.
Pengembangan 10 klaster industri inti tersebut, secara
komprehensif dan integratif, ditunjang industri terkait (related industries)
dan industri pendukung (supporting industries).
2.5 Mencari data-data statistik PDB
tahun-tahun terakhir berdasarkan sektor dan bandingkan peran sektor industri
dengan faktor lainnya
Industri
adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah
jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan atau Industri secara umum adalah kelompok bisnis
tertentu yang memiliki teknik dan metode yang sama dalam menghasilkan laba. Usaha
perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil
industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
B.
Jenis / macam-macam industri berdasarkan tempat bahan baku :
1.
Industri ekstraktif
Industri
ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar.
-
Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan,
pertambangan, dan lain lain.
2.
Industri nonekstaktif
Industri
nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain
alam sekitar.
3.
Industri fasilitatif
Industri
fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang
dijual kepada para konsumennya.
-
Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.
C.
Golongan / macam industri berdasarkan besar kecil modal :
1.
Industri padat modal
adalah
industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan
operasional maupun pembangunannya
2.
Industri padat karya
adalah
industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau
pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.
D.
Jenis-jenis / macam industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya
=
berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986 :
1.
Industri kimia dasar
contohnya
seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb
2.
Industri mesin dan logam dasar
misalnya
seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dll
3.
Industri kecil
Contoh
seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah,
dll
4.
Aneka industri
misal
seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-lain.
E.
Jenis-jenis / macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja :
1.
Industri rumah tangga
Adalah
industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.
2.
Industri kecil
Adalah
industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang.
3.
Industri sedang atau industri menengah
Adalah
industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.
4.
Industri besar
Adalah
industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau
lebih.
F.
Pembagian / penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi :
1.
Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented
industry)
Adalah
industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri
jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada.
Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.
2.
Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja / labor (man
power oriented industry)
Adalah
industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya
jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih
efektif dan efisien.
3.
Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply
oriented industry)
Adalah
jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas
atau memotong biaya transportasi yang besar.
G.
Macam-macam / jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan :
1.
Industri primer
adalah
industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa
diolah terlebih dahulu
Contohnya
adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan
sebagainya.
2.
Industri sekunder
industri
sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan
barang-barang untuk diolah kembali.
Misalnya
adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.
3.
Industri tersier
Adalah
industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa.
Contoh
seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak
lagi yang lainnya.
H.
Faktor pendorong industrialisasi :
1.
Kemampuan teknologi dan inovasi
2.
Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita
3.
Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya memiliki
industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri tengah
seperti mesin alat produksi akan mengalami proses industrialisasi lebih cepat
BAB III
KESIMPULAN
Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial
ekonomi yang mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat
industri. Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana
masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam
(spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi
adalah bagian dari proses modernisasi dimana perubahan sosial dan perkembangan
ekonomi erat hubungannya dengan inovasi tegnologi. Dalam Industrialisasi ada
perubahan filosofi manusia dimana manusia mengubah pandangan lingkungan
sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas (tindakan didasarkan atas
pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi mengacu kepada moral,
emosi, kebiasaan atau tradisi).
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar